Kebanyakan orang memperingati tahun baru pada tanggal yang ditentukan oleh agama mereka. Tahun baru umat Yahudi, Rosh Hashanah, dirayakan pada bulan September atau awal Oktober. Umat Hindu merayakannya pada tanggal-tanggal tertentu.
Umat Islam menggunakan sistem penanggalan yang terdiri dari 354 hari setiap tahunnya. Hal inilah yang menyebabkan tahun baru mereka jatuh pada tanggal yang berbeda-beda pada kalender Gregorian tiap tahunnya.
Di masa silam, banyak orang yang memulai tahun baru tepat di hari panen. Orang Persia kuno mempersembahkan hadiah telur di tahun baru, sebagai lambang dari produktivitas. Orang Romawi kuno saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci.
Lalu banyak orang yang saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Janus, dewa semua permulaan. Dari gambar dewa bermuka dua (satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang) inilah, didapat nama bulan Januari.
Di bulan Januari, dimulailah kebiasaan orang-orang Romawi yang mempersembahkan hadiah kepada kaisar, hingga akhirnya kaisar mewajibkan hadiah-hadiah seperti itu. Para pendeta Keltik memberikan potongan dahan "mistletoe" (tumbuhan parasit yang ada di hari Natal) yang dianggap suci, kepada umat mereka.
Pada tahun 457 Masehi gereja Kristen melarang kebiasaan ini, bersama kebiasaan tahun baru lain yang dianggapnya merupakan kebiasaan kafir.
Pada tahun 1200-an pemimpin-pemimpin Inggris mengikuti kebiasaan Romawi yang mewajibkan rakyat mereka memberikan hadiah tahun baru. Para suami di Inggris memberi uang kepada para istri mereka untuk membeli bros sederhana.
Kebiasaan ini hilang pada tahun 1800-an, namun istilah pin money, yang berarti sedikit uang jajan, tetap digunakan. Banyak orang-orang koloni di New England, Amerika, yang merayakan tahun baru dengan menembakkan senapan ke udara dan teriak, sementara yang lain mengikuti perayaan di gereja atau pesta terbuka, termasuk di Indonesia.
Sumber : www.tahukah-kamu.com