Teori populer soal bintik di kulit macan tutul adalah upaya
menyembunyikan diri di hutan Afrika. Namun realitas adaptasi khas kucing
besar itu malah membosankan.
“Pertanyaan soal bagaimana pembentukan warna pada vertebrata seperti
kotak hitam yang belum terungkap. Mencari tahu pola warna ini
membuktikan bahwa aktivitas gen pigmentasi tunggal pada embrio ternyata
berpengaruh pada pola warna makhluk dewasa,” tulis pemimpin penelitian,
Marie Maceau.
Para ilmuwan berhasil mengidentifikasi gen yang menentukan pola warna
di kulit tikus. Meskipun studi ini masih tahap awal, mereka percaya
jalinan DNA juga memainkan peran
dalam membentuk tanda di tubuh makhluk hidup, termasuk pada macan
tutul. Peneliti mengklaim gen yang disebut Agouti mempengaruhi bagaimana
bentuk kulit macan tutul.
Temuan dari tim di Harvard University, Amerika Serikat, bermula dari
studi pada deer mice, yang seperti banyak makhluk hidup lain memiliki
perut berwarna lebih bias dibandingkan bagian punggung. Ilmuwan
menunjukkan bagaimana keaktifan gen Agouni berdampak pada distribusi
pigmen di tubuh hewan.
Gen sangat aktif di bagian perut tikus sebelum lahir
sehingga mempengaruhi distribusi pigmen tubuh hewan selanjutnya. Gen
aktif itu menghambat pematangan sel yang menghasilkan pigmen. Studi
tersebut dipaparkan di jurnal Science.
Sumber : www.i-berita.com