Zaman sekarang sekolah-sekolah
tampaknya lebih memilih untuk menggunakan spidol dan papan tulis putih
(whiteboard) ketimbang kapur tulis yang berdebu. Tapi tahukah Anda bahwa
kapur tulis lebih aman ketimbang spidol?
Kapur
tulis sudah sangat jarang digunakan di sekolah-sekolah yang ada di
perkotaan, meski masih banyak digunakan di sekolah yang ada di pedesaan
karena harganya yang lebih murah. Kapur tulis sering dianggap kotor dan
berdebu, juga dianggap dapat membahayakan kesehatan. Namun pada dasarnya
bahan dasar kapur tulis tidaklah beracun. Kapur tulis standar yang
digunakan di kelas pada umumnya terbuat dari kalsium karbonat, yaitu
bentuk olahan dari batu kapur alam, seperti dilansir Educationinsight,
Jumat (18/2/2011).
Untuk
beberapa orang yang menderita asma atau masalah pernapasan seperti
batuk, debu dari kapur tulis bisa menjadi alergen atau pemicu kambuhnya
penyakit, yang ditandai dengan gejala batuk, mengi, sesak dada dan sesak
napas.
Hal ini karena partikel kapur tulis yang tergolong besar (sehingga masih terlihat beterbangan di ruangan) tersaring oleh filter pertama pada sistem pernapasan manusia, yaitu bulu hidung.
Partikel
kapur tulis tersebut tidak masuk ke dalam paru-paru namun tertahan oleh
bulu hidung, sehingga untuk beberapa orang debu kapur tulis bisa
menyebabkan reaksi bersin dan batuk.
Sedangkan spidol yang dianggap bersih, tak berdebu dan aman ternyata mengandung bahan kimia yang disebut xylene, yaitu bahan kimia inilah yang menimbulkan aroma khas pada spidol dan juga banyak digunakan pada cat, thinner dan pernis.
Xylene
adalah bahan kimia beracun yang ditemukan pada banyak barang-barang
rumah tangga. Bahan kimia ini merupakan salah satu dari 30 bahan kimia
yang diproduksi di Amerika Serikat.
Partikelnya
yang kecil paling mungkin memasuki tubuh ketika dihirup. Menghirup
racun dalam spidol dapat memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang.
Bahan kimia ini dapat menimbulkan gejala inhalasi mirip ketika orang
menggunakan obat penenang atau alkohol, yang efeknya bisa bertahan
hingga 15 sampai 45 menit.
Dari hasil studi yang dikutip dari Toxicological Profile for Xylene, Agency for Toxic Substances and Disease Registry, efek jangka pendek dari xylene bisa mengganggu pernapasan, pusing, sakit kepala dan kehilangan memori jangka pendek.
Sedangkan
efek jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan otak permanen dan
kerusakan hati, ginjal dan sistem saraf pusat. Beberapa merek spidol
juga mengandung propyl alcohol yang tidak terlalu beracun tetapi dapat mengiritasi mata, hidung dan tenggorokan.
Untuk
mengatasi bahaya tersebut, sebaiknya jangan gunakan spidol dengan jarak
dekat atau dalam jangka waktu yang lama. Juga jangan dengan sengaja
menghirup spidol dan batasi penggunaannya.
Ventilasi
ruangan yang baik, segera mencuci tangan dan sering-sering bernapas
dalam udara yang segar dapat mengurangi dampak dan bahaya dari debu
kapur tulis dan juga partikel spidol.
Sumber : situslakalaka.blogspot.com