Menurut Sukhyar, penetapan status normal ke waspada menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas di gunung api tersebut. Namun, bukan berarti semua gunung tersebut akan meletus. Ini berbeda dengan anak Gunung Krakatau yang terus mengeluarkan letusan kecil, meski berstatus waspada. Hal ini terjadi karena karakteristik Krakatau memang begitu.
Khusus untuk Krakatau, kata Sukhyar, pihaknya sudah merekomendasikan agar gunung tersebut jangan dulu disinggahi. Bahkan para nelayan juga diimbau untuk tidak mendekat dalam radius satu kilometer dari pantai Gunung Krakatau.
Berikut data di Badan Geologi Kementerian ESDM terkait gunung api yang berstatus di atas normal:
1. Seulawah Agam (NAD) dengan status waspada
2. Sinabung (Sumatra Utara) dengan status waspada
3. Talang (Sumatra Barat) dengan status waspada
4. Kaba (Bengkulu) dengan status waspada
5. Kerinci (Jambi) dengan status waspada
6. Anak krakatau (Lampung) dengan status waspada
7. Papandayan (Jawa Barat) dengan status waspada
8. Slamet (Jawa Tengah) dengan status waspada
9. Bromo (Jawa Timur) dengan status waspada
10. Semeru (Jawa Timur) dengan status waspada
11. Batur (Bali) dengan status waspada
12. Rinjani (NTB) denmgan status waspada
13. Rokatenda (NTT) dengan status waspada
14. Sangeang Api (NTB) dengan status waspada
15. Egon (NTT) dengan status waspada
16. Soputan (Sulawesi Utara) dengan status waspada
17. Lokon (Sulawesi Utara) dengan status waspada
18. Gamalama (Maluku Utara) dengan status waspada
19. Dukono (Maluku Utara) dengan status waspada
20. Ibu (Maluku Utara) dengan status siaga
21. Karangetang (Sulawesi Utara) dengan status siaga
22. Merapi (DIY dan Jawa Tengah) dengan status awas.
Sumber : http://www.wahyu-winoto.com/2010/10/22-gunung-api-di-indonesia-yang-mulai.html