Sering mendengar atau bahkan Anda yang mengucapkan kata-kata seperti "Alhamdulilah!" atau "Gesundheit" atau "Bless you!" setelah ada orang bersin? Etika yang diajarkan memang begitu. Tetapi, tahu apa alasannya?
Sebagian orang mengatakan, ungkap-ungkap tersebut diucapkan sebagai ungkap syukur bisa mengeluarkan kotoran dari saluran pernapasan. Ada pula yang mengatakan, bahwa saat kita bersin, ada perubahan tekanan pada dada yang merangsang syaraf dan membuat jantung berhenti sepersekian detik. Karena jantung kembali berdetak, kita yang berada di sekitarnya memberi ungkap syukur dan doa. Itu adalah penjelasan sekilas ilmiahnya. Namun, ternyata kebiasaan ini sudah berlangsung sejak lama.
Sebagian orang yang percaya takhayul mengatakan, bahwa kebiasaan ini datang sejak zaman dulu, sekitar abad 19-an. Mereka percaya, bahwa saat bersin, jiwa seseorang melayang lewat hidungnya, dan kata-kata seperti "bless you" akan mencegah iblis mengambil jiwa orang tersebut. Sementara sebagian orang lainnya percaya kebalikannya, bahwa saat bersin, iblis mencari celah untuk memasuki tubuh orang bersin itu.
Itu adalah kepercayaan-kepercayaan seputar etika mengucapkan hal-hal tadi setelah mendengar ada yang bersin. Namun, yang pasti, kita ketahui bahwa bersin merupakan aksi refleks yang menandakan sesuatu pada tubuh, seperti rasa dingin atau alergi. Bersin juga bisa terjadi saat mencium sesuatu yang baunya menyengat.
Meski penjelasan ilmiah tidak berarti bahwa ucapan-ucapan tersebut akan berarti sesuatu pada kesehatan kita, tidakkah ucapan tadi akan terasa menyenangkan untuk didengar setelah kita bersin?
Karena kalau ditilik, ucapan tersebut merupakan semacam ungkap dari orang lain bahwa ia mengharap kesehatan untuk kita. Misal, kata "gesundheit" yang berasal dari Jerman itu berarti "sehat". Lalu untuk orang Arab, kata "Alhamdulillah" yang berarti "terpujilah Allah". Sementara di Rusia, setelah ada yang bersin mereka mengucapkan "bud zdorov" yang berarti "semoga sehat". Kalau di China, ungkapnya "bai sui" yang berarti "semoga engkau hidup 100 tahun lamanya".
Sebagian orang mengatakan, ungkap-ungkap tersebut diucapkan sebagai ungkap syukur bisa mengeluarkan kotoran dari saluran pernapasan. Ada pula yang mengatakan, bahwa saat kita bersin, ada perubahan tekanan pada dada yang merangsang syaraf dan membuat jantung berhenti sepersekian detik. Karena jantung kembali berdetak, kita yang berada di sekitarnya memberi ungkap syukur dan doa. Itu adalah penjelasan sekilas ilmiahnya. Namun, ternyata kebiasaan ini sudah berlangsung sejak lama.
Sebagian orang yang percaya takhayul mengatakan, bahwa kebiasaan ini datang sejak zaman dulu, sekitar abad 19-an. Mereka percaya, bahwa saat bersin, jiwa seseorang melayang lewat hidungnya, dan kata-kata seperti "bless you" akan mencegah iblis mengambil jiwa orang tersebut. Sementara sebagian orang lainnya percaya kebalikannya, bahwa saat bersin, iblis mencari celah untuk memasuki tubuh orang bersin itu.
Itu adalah kepercayaan-kepercayaan seputar etika mengucapkan hal-hal tadi setelah mendengar ada yang bersin. Namun, yang pasti, kita ketahui bahwa bersin merupakan aksi refleks yang menandakan sesuatu pada tubuh, seperti rasa dingin atau alergi. Bersin juga bisa terjadi saat mencium sesuatu yang baunya menyengat.
Meski penjelasan ilmiah tidak berarti bahwa ucapan-ucapan tersebut akan berarti sesuatu pada kesehatan kita, tidakkah ucapan tadi akan terasa menyenangkan untuk didengar setelah kita bersin?
Karena kalau ditilik, ucapan tersebut merupakan semacam ungkap dari orang lain bahwa ia mengharap kesehatan untuk kita. Misal, kata "gesundheit" yang berasal dari Jerman itu berarti "sehat". Lalu untuk orang Arab, kata "Alhamdulillah" yang berarti "terpujilah Allah". Sementara di Rusia, setelah ada yang bersin mereka mengucapkan "bud zdorov" yang berarti "semoga sehat". Kalau di China, ungkapnya "bai sui" yang berarti "semoga engkau hidup 100 tahun lamanya".